Oleh Nurhalimah
Ketika penulis dipertemukan dengan pembahasan ini, penulis merasa
sangat tergoncang hati dan pikiran penulis. Penulis jadi teringat dengan
orang-orang di sekitar penulis, yang mengharapkan penulis untuk memiliki
kemampuan lebih. Salah satunya impian penulis juga berangkat dari pengharapan
orang-orang sekitar di rumah penulis. Selain itu, penulis merasa resah,
gelisah, meskipun akhir kegelisahan berujung pada semangat panas membara.
Sebenarnya, latarbelakang penulis gelisah, tak terlepas dengan notabene tempat
kelahiran penulis yang bersal dari desa terpencil. Tentu ketika berbicara
tentang desa, pasti dari berbagai segi sektor kehidupan belum tercukupi
sepenuhnya, bahkan masih banyak masyarakat desa yang buta huruf. Dari sini pula
penulis bertekad memimpikan, suatu hari nanti penulis akan menyumbangkan
pemikiran dan tenaga penulis untuk kemajuan desa penulis.
Mungkin perihal ini agak berlebihan, jika penulis menuliskan
berbagai keluh kesah impian penulis sendiri. Berbagai macam keinginan dan
impian penulis yang sekarang masih proses perjalanan. Penulis bercita-cita
untuk menjadi manusia yang berguna untuk manusia yang lain, khususnya untuk
desa penulis sendiri. Penulis sendiri juga memimpikan untuk menjadi seorang
penulis sekaligus pendakwah yang menebarkan kebaikan dan ilmu pengetahuan di
dunia ini. Entah mengapa diri penulis memimpikan seperti ini, namun inilah
adanya.
Selain itu, puncak impian yang tertinggi adalah membanggakan kedua
orang tua, orang sekitar, dan meneruskan perjuangan Rasulullah menumpas
kejahatan dan menggantinya dengan kebaikan. Menjadi manusia yang berguna untuk
bangsa, agama, dan negara.
Selama ini, penulis merasa seringkali dipertemukan dengan berbagai
tantangan dan hambatan. Yang terkadang tantangan ini membuat semangat diri
penulis naik turun. Tantangan yang
paling sering dialami penulis adalah diremehkan oleh orang-orang sekitar. Maka
tak jarang diri penulis mendaptkan sindiran dari mereka. Namun, penulis merasa
tak ada gunanya jika hanya berlarut-larut dalam cemohan dan sindirian mereka.
Abaikan saja orang berkata apa, yang terpenting sekarang adalah berjuang untuk
masa depan. Menggapai masa yang akan datang, dengan berusaha mempelajarinya
yang dimulai dari sekarang.
Surabaya, 16-11-2017
EWC
0 Comments