Saat
ini berbagai media sosial digemparkan dengan persoalan pelik Ustad Felix, yang
tidak diperbolehkan mengisi kajian di Bangil Pasuruan. Media sosial sama-sama
mengangkat persoalan ini dengan bebas tanpa klarifikasi terlebih dahulu. Bukti
nyatanya adalah, dari media sosial sendiri, mengutarkan persoalan yang tidak
sama. Jika penulis memandang, ada beberapa media yang menyatakan pro Felix dan
ada yang kontra Felix.
Jika
menulis memandang perihal ini, alangkah baiknya jika media mencoba
mengklarifikasi terlebih dahulu permasalahan Ustad Felix dengan pihak Ansor.
Bukan malah menjadikan dua kubu, pro dan kontra. Hal ini, bisa berpotensi
pertengkaran antar sesama umat islam.
Seperti
yang kita ketahui, Ustad Felix merupakan seorang mukallaf, keturunan Tionghoa,
dan akhir-akhir ini menjadi ustad yang membuming di kalangan masyarakat,
khususnya pemuda. Beberapa media mengatakan bahwa Ustad ini mengikuti aliran
Hizbut Tahrir Indonesia, yang telah dibubarkan beberapa waktu yang lalu.
Lagi-lagi media berkata, bahwa salah satu latarbelakang tidak diperkenankannya
Ustad Felix melakukan kajian adalah gara-gara ini, sedangkan daerah Bangil
Pasuruan sendiri sangatlah kental akan ke NU-annya. Sedangkan Ustad yang satu
ini, dikenali sebagai sosok yang mengikuti aliran HTI, yang dinilai tidak
sejalan dengan Nahdiyyin. Pihak Ansor sangatlah khawatir, jika ustad ini
menyuarakan paham khilafahnya. Pihak Ansor sendiri awalnya memang tidak setuju,
jika pengajian di Bangil diisi oleh Ustaf FS, namun, kemudian pihak Ansor
setuju, asalkan Ustad Felix mau menandatangani tiga kesepakatan yang mereka
anjukan. Namun, nyatanya ustad ini memilih meninggalkan kajian. Inilah ungkapan
salah satu media, namun, ungkapan ini juga ditentang oleh media yang pro ustad
FS.
Penulis
sendiri, sempat bingung, kenapa harus dibesar-besarkan, kenapa tidak dibicarakan
secara face to face. Kenapa media berbicara pro dan kontra? Bukankah,
ketika memihak akan menyebabkan pertentangan dan pertikaian antar sesama.
Bukankah Ustad Felix dan pihak Ansor sama-sama beragama, muslim lagi. Tidak
adakah jalan yang lebih baik, selain saling serang menyerang di media massa.
Penulis
di sini, masih kurang memahami dengan perihal kejadian yang sebenarnya. Namun,
jika penulis memandang beberapa media yang menyajikan pemberitaan ini. Penulis
rasa sikap pro dan kontra setiap media sebegitu kentaranya. Seharusnya media
lebih jeli, ketika memberitakan permasalahan Ustad Felix ini.
#Belum
sempat diedit
0 Comments