JEJAK LANGKAH TASAWUF
Istilah ini muncul sekitar abad ke 3/ 4 H. Terminologi ini
merupakan istilah dimensi spiritual dalam Islam. Yang menekankan terhadap aspek
esoteris dibanding eksoterisnya. Akan tetapi, dalam hal ini tidaklah menafikan
segi eksosteris, karena hakikat tanpa syari’at adalah kafir. Sebagaimana yang
dicanangkan oleh imam Malik
من تفقه ولم يتصوف فقد تفسق
ومن تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه وتصوف
فقد تفقه
“Barang siapa yang berilmu fiqih tanpa
tasawuf, ia akan fasik, dan barang siapa bertasawuf tanpa ilmu fiqih ia adalah
kafir zindik dan barang siapa berilmu fiqih dan bertasawuf ialah yang tepat”.
Jika kita mengatakan tasawuf merupakan hasil “copy-an” dari agama
lain tentu kurang benar mengingat sebenarnya hal ini (tasawuf) sudah ada
semenjak dahulu. Hanya saja namanya belum ada.
Di dalam ajaran tasawuf, ada pula istilah makrifat, yakni
pengetahuan yang cara memperolehnya tidak dapat menggunakan rasio atau nalar
kita. Tapi menggunakan dzauq (intuisi), tetapi hal ini, tidaklah
memungkinkan karena pengetahuan makrifat ini hanya dapat diperoleh atas
izin-Nya. Untuk mendapatkan makrifat tidak dapat mengandalkan inderawi,
sebagaimana Rumi pernah berkata “Seperti mencari mutiara yang berada di laut,
hanya dengan memandangnya, makrifat juga tidak dapat diperoleh dengan nalar.
Akan tetapi, dapat diperoleh karena Allah. Manusia hanyalah mampu berusaha dan
menyiapkan (Isti’dad) dengan melalui tazkiyah al-Nafs atau
menyucikan diri.
0 Comments