Menulis adalah merangkai huruf menjadi kata, kalimat, paragraf, dan
kemudian terbentuklah sebuah tulisan. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,
kata Kartini. Penulis sendiri sangatlah setuju dengan ucapan Kartini ini,
karena menurut pandangan penulis, dengan menulislah kita akan hidup abadi.
Meskipun fisik telah hancur bercampur tanah, namun tulisan kita dan pemikiran
kita akan terus hidup asalkan kita tuliskan ide-ide yang ada dalam kepala kita
dalam sebuah tulisan.
Kegiatan menulis menurut penulis tidak harus memiliki bakat atau
kemampuan, kuncinya hanya satu, yakni memiliki niat dan komitmen yang kuat
dalam menulis. Menulislah, cobalah membiasakan menulis dari sekarang. Di
samping menulis, kita juga perlu membaca untuk memperkaya pengetahuan kita.
Seorang penulis dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas, mustahil jika
ada seseorang penulis yang tak membaca. Karena dengan membaca maka jendela
pemikiran kita semakin meluas dan ide menulis semakin terbuka. Jadi menulis dan
membaca bagaikan dua sisi mata koin yang tak dapat terpisahkan.
Seorang pilot tidak akan dikatakan pilot jika tidak pernah terbang,
begitu pula dengan penulis tidak akan dikatakan seorang penulis, jika tidak
pernah menulis. Pada intinya jika ingi menjadi penulis, maka menulislah.
Menulis tidak harus bagus, namun belajarlah untuk bagus. Yang diprioritaskan
pertama kali adalah keberanian dalam menulis. Menulis itu butuh berani, berani
mengungkapkan berbagai gejolak dalam rasa dan pikiran.
Penulis rasa, dengan menulis kita bebas mengekspresikan emosi dan
pikiran kita. Dengan menulis pula kita dapat berbagi pada pembaca, baik itu ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan bahkan sebagai sarana dakwah untuk kalangan
masyarakat luas. Dengan menulis kita juga dapat menambah tabungan amal baik
kita.
Ilustrasi Google |
Lalu, apa yang dirisaukan, menulislah dari sekarang!!!
0 Comments