Kita selalu sibuk dengan mengkritiki orang lain, sehingga lupa
dengan dirinya sendiri. Kita selalu sibuk membicarakan aib orang lain, sampai-sampai
aib sendiri tak pernah dimuhasabahi. Kita selalu sibuk dengan menghujat orang
lain, padahal diri sendiri saja belum tentu mau jika dihujat orang lain. Kita
selalu berbicara tentang keadilan, tapi kita sendiri, apakah sudah menerapkan
keadilan itu sendiri. Kita selalu sibuk membicarakan
kejelakan orang lain, sampai-sampai kejelekan sendiri tidak pernah dirasakan. Kita
selalu membicarakan korupsi, tapi lupa pada negeri. Kita selalu mengkritisi
pejabat negeri, tapi tidak memikirkan jika ia berada diposisinya saat ini.
Itulah yang saya rasakan saat ini, mungkin kita selalu sibuk
berbicara, sibuk berpendapat, tapi tak sedikit pun kita mau turun tangan
menghadapi hal ini. Marilah kita perhatikan, kita sendiri masih sibuk
membiacarakan tentang korupsi, tanpa tersadar di luar sana masih banyak rakyat
yang kelaparan, hidup bergelandang, dan hidup tanpa memiliki arah dan tujuan.
Di atas sana masih sibuk berbicara tentang perpolitikan, tapi
mereka tak pernah menyadari nasib orang-orang di luar sana. Yang masih mengias
makanan dari tong-tong sampah, tempat tinggal ala kadarnya, dan lain
sebagainya. Itulah yang terjadi pada kita saat ini. Mungkin ini hanyalah
pandangan saya yang sangat minim pengetahuan ini.
Kita masih sibuk membicarakan penisataan agama, padahal masih
banyak orang yang tak tahu agama sepenuhnya. Masih banyak orangtua yang belum
bisa mengaji dan beribadah yang baik. Kita selalu sibuk padahal yang lebih dari
itu masih banyak yang perlu kita perbaiki.
Sekarang kita sibuk membicarakan sistem pendidikan, padahal di luar
sana masih banyak sistem pendikan yang kurang mapan. Bahkan amat miris ketika
saya melihat anak harus putus sekolah gara-gara jarak yang sangat jauh ke
sekolah. Karena kekurang biaya dan lainnya.
Saya pikir ini merupakan tugas yang amat besar bagi kita semua. Tak
terkecuali dikhususkan pada kaum muda, yang katanya generasi Z. Tentu generasi Z
adalah generasi yang mampu memecahkan segala persoalan di sekitar kita dan
tentunya generasi Z ini sangatlah ditunggu gerakan perubahannya.
Entah mengapa saya tergerak menuliskan ini. Memang saya bukanlah
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Tapi saya ingin menuliskan segala unek-unek
yang ada dalam benak saya. Tak jarang saya sendiri merasa bingung. Mungkin
kebingungan ini seiring dengan pengetahuan saya yang masih sempit, sehingga
ketika dihadapkan dengan berbagai fenomena saya hanya bisa melihat dari
kacamata yang amat sempit.
Terkadang saya merasa hati saya berontak ketika menghadapkan
fenomena-fenomena yang tak sejalan dalam pemikiran saya. Apakah ini yang
dinamakan jiawa-jiwa muda? Tentu saya tak tahu, dengan apa yang terjadi pada
saya. Tapi inilah yang saya rasakan. Ada rasa yang tak biasa yang saya alami
dalam hidup saya akhir-akhir ini.
Eitz kok malah curhat!!!
Ok kembali kepada pembahasan.
Pada intinya, kita sekarang masih sibuk memikirkan yang lain, dan
tak pernah mencoba menginstropeksi diri kita sendiri. Saya kira kita perlu
instropeksi diri kita sendiri. Tak sepantasnya kita menghujat, menjelekkan, ngerasani,
dan menjustifikasi orang lain sebelum kita me-muhasabahi diri. Jangalah
kita terburu-buru menjustifikasi , pikirkanlah dan renungkanlah matang-matang.
Barangkali di balik yang terjadi tesimpan rahasia yang tak pernah kita ketahui.
Mungkin inilah yang disebut dengan indahnya berpikir positif. Berpikir positif
itu juga dapat membuat hati semakin tentram dan hidup lebih aman.
0 Comments