“Lebih baik salah di sini, daripada salah di masyarakat”
Sumber: denisetyawan.com |
Kalimat ini seringkali saya dengar dari kakak senior saya. Saya rasa kalimat ini sangatlah bagus kita
sugestikan dalam diri kita, apalagi untuk pemula seperti kita ini. Biasanya
kalimat ini diucapkan oleh kakak senior saya pada saat kami sedang belajar public
speaking. Salah di sini akan lebih baik daripada salah di masyarakat.
Kesalahan dalam berbicara ketika belajar berbicara di UKM akan lebih baik, daripda
kita berbicara salah di masyarakat.
Nah, di sinilah kita perlu belajar terlebih dahulu sebelum terjun
ke masyarakat kelak. Mau tak mau, suka tak suka kita (khususnya mahasiswa)ini
dipersiapkan untuk mengabdi kepada masyarakat. Kita tak mungkin sampai
seterusnya bergelut di dunia kampus dan mengikuti kegiatan organisasi saja,
adakalanya kita akan terjun dan meluncur berbaur dengan masyarakat. Di sinilah pentingnya kita perlu mencari pengalaman
sebanyak-banyaknya, sebagai bekal kelak, ketika kita sudah lulus dari kuliah. Salahnya
orang belajar itu masih dimaklumi, dibandingkan dengan salahnya orang yang
telah mahir.
Ketika di dunia kampus ini, alangkah baiknya kita mencoba
mempelajari sesuatu yang kita pelajari secara serius, secara continue
sebagai bekal kita kelak. Memang sekarang masih belum terasa, apalagi ketika
kelelahan datang tentu kita tidak akan merasa sekali bahwa apa yang kita
pelajari, apa yang kita dapatkan di sini dapat bermanfaat kelak ketika sudah
lepas dari sini.
Kita perlu belajar dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Apalagi jika seperti saya yang lahir di daerah terpencil, kualitas pendidikan
yang masih lemah, perekonomian yang belum memadai, hingga paradigma pemikiran
yang masih sempit. Dan hal ini saya kira desa saya sangalaht memerlukan orang-orang yang
berpotensi sebagai wadah untuk memperbaiki desa.
Saya jadi teringat dengan jargon yang seringkali
didengung-dengungkan di kampus “Pemuda adalah agent of change, agent of
control, agen iron stroke.” Saya sangat setuju ketika mendengar jargon itu.
Kita sebagai pemuda (mahasiswa) memiliki tanggungjawab yang besar dalam
melakukan sebuah perubahan, di samping bergandengan tangan dengan pemerintah.
Sudah saatnya kita menyadari tugas dan peranan kita sebagai
mahasiswa ini. Mulailah kita belajar dari sini, meskipun itu berawal dari
kesalahan, lambat laun kita akan segera terbiasa untuk menjadi lebih baik
sebagai bekal untuk masa yang akan datang. Nikmati proses kita di dunia kampus
ini.
Ingatlah bahwa di pundak kitalah harapan bangsa ini disematkan.
Jika bukan kita yang mempersiapkannya, lalu siapa lagi? Mana mungkin generasi
tua yang akan melanjutkan perjuangan ini, bukan. Pastinya pemuda saat inilah
yang akan melanjutkan harapan bangsa dan negara kita ini.
Masa yang akan datang memang terlihat lama sekali, berhari-hari
kemudian, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun kemudian. Namun, jika tidak
dipersiapkan mulai dari detik ini, lantas kapan lagi. Apakah kita masih mau
belajar ketika sudah terjun ke masyarakat? Saya kira kita harus mempersiapkan
terlebih dahulu dimulai dari detik ini. Sebelum waktu itu sampai, akan lebih
baik jika menyiapkan payung sebelum hujan.
Oleh karena itu, marilah kita singsingkan lengan baju, rapatkan
barisan. Marilah kita mulai dari detik ini, mari kita semangat untuk belajar
dan mencari pengalaman yang sebanyak-banyakanya. Sebagai bekal kita di masa
yang akan datang.
Selalu bergandengan tangan menuju satu tujuan. Mengabdi untuk
negeri, insya Allah tak akan pernah rugi.
Ingat, salah saat belajar, akan lebih baik daripada salah di
masyarakat.
#MasihBelajar
0 Comments