Oleh Nurhalimah
Angin begitu mesra
Melambai-melambaikan dedaunan yang diterpanya
Pohon kelapa, bambu, sengon, daunnya berlambai-lambai
Kencang tak seperti biasanya
Terlihat sangat akrab di antara mereka
Angin
Kausapu mereka dengan kekuatanmu
Melambai-lambai, bergerak satu arah
Terlihat kompak di mata
Aku melihatnya tertegun sesaat
Aku terbangun dari tidur panjangku
Angin melambai-lambai membangunkanku
Dia pun seraya berbisik padaku
"Jangan kau terpesona padaku" bisiknya padaku
Pipiku disentuhnya dengan lembut
Seperti sentuhan tangan yang paling lembut
Aku terperanjat, siapakah yang berbisik?
Melambai-melambaikan dedaunan yang diterpanya
Pohon kelapa, bambu, sengon, daunnya berlambai-lambai
Kencang tak seperti biasanya
Terlihat sangat akrab di antara mereka
Angin
Kausapu mereka dengan kekuatanmu
Melambai-lambai, bergerak satu arah
Terlihat kompak di mata
Aku melihatnya tertegun sesaat
Aku terbangun dari tidur panjangku
Angin melambai-lambai membangunkanku
Dia pun seraya berbisik padaku
"Jangan kau terpesona padaku" bisiknya padaku
Pipiku disentuhnya dengan lembut
Seperti sentuhan tangan yang paling lembut
Aku terperanjat, siapakah yang berbisik?
Lumajang, 04-Juli-2018
Teronggpk Di Tempat Ini
oleh Nurhalimah
Senja di barat mulai rata
Matahari tenggelam begitu saja
Langit mulai gelap
Burung-burung pulang ke sarang
Matahari tenggelam begitu saja
Langit mulai gelap
Burung-burung pulang ke sarang
Corong- masjid melantunkan azan
Pertanda Maghrib sudah datang
Aku terdiam membungkuk
Mendengarkan suara panggilan Tuhan
Aku terdiam membungkuk
Mendengarkan suara panggilan Tuhan
Berkali-kali kakiku berusaha melangkah
Ternyata berat
Tak bisa melangkah
Kakiku tak bisa bergerak
Terpaksa ku gunakan tayamum
Debu-debu di tembok-tembok tempatku berlabuh
Menjadi sasaran membersihkan diri
Selepas salat
Aku tetap teronggok di tempat ini
Entah sampai kapan
Ternyata berat
Tak bisa melangkah
Kakiku tak bisa bergerak
Terpaksa ku gunakan tayamum
Debu-debu di tembok-tembok tempatku berlabuh
Menjadi sasaran membersihkan diri
Selepas salat
Aku tetap teronggok di tempat ini
Entah sampai kapan
Lumajang, 04 Juli 2018
JARI-JARI
Oleh Nurhalimah
Saat jari-jari menari
Membuat pemiliknya tak mengerti
Terus menekan tus demi tus
Mengisi setiap lembaran kosong di
sini
Jari-jari itu menari dengan lincah
Layaknya penari balet di rumah
Sedetik pun tak pernah tergelincir
Terus begitu
Terkadang jari-jari itu terdiam
Bukan untuk berhenti
Tapi berpikir
Lalu lanjut lagi
Jari-jari itu tak pernah tinggal
diam
Menorehkan aksara
Meski aksara tak pernah berdaya
Di hadapan jari-jari
Lumajang, 4 Juli 2018
2 Comments