TARUHAN NYAWA
Oleh Nurhalimah
Nyawa regangkan dada
seperti helaan tenggorokan
menjerat-jeratnya
lalu meronta-ronta
Menengadahkan
wajah
harap
sebutir saja
tuk
diambil hasilnya
Langkah demi langkah
terus terayun
tak tahu lelah
meski nyawa taruhannya
Sampai puncak
angin coba kibas-kibaskan batangnya
tubuh terayun dalam getir
ia coba tebas dengan sabitnya
Ingat ia anak bininya
takutnya hilang
tangannya tepukkan buah batang
sabitnya terayun
Hidup
dan mati taruhan
tak
untung menggelepar
lalu
dijualnya ke pasar
tuk
merucit beras
Peluh melibas kerah baju
napas terengah-engah gaduh
sampai di pasar harga terjatuh
tersirat kandas wajahnya
Zaman
telah berbeda
harga
jual tak seberapa
kebutuhan
melonjak saja
tangis
rakyat sangat papa
tak
ada yang tengok nasibnya
Atas makin ke atas
bawah makin bawah
tinggal peluh
memanggul luka
tangisan rakyat biasa
Lumajang, 21 Juli 2018
0 Comments