LALU LALANG TAK PERNAH HENTI
Oleh Nurhalimah
Lalu lalang
Begitu banyaknya
Seperti pasukan semut
Sedang bergerilya
Sangat rapi
Tak jarang jalan-jalan
Tak cukup dilalui
Berbaris tapi berhenti
Setiap hari
Setiap kali
Terjadi
Tak pernah henti
Asap dihasilkan
Menyeruak
Taburkan racun
Serang tubuh
Canggihnya otak manusia
Berdampak pada dirinya
Tak pernah dikira
Apalagi diduga
Surabaya,
13 Agustus 2018
HANCUR TERBAKAR
Oleh Nurhalimah
Saat riak gelombang melaju
Membawa riuh-riuh gelisah dalam jiwa
Serasa hampa tak berdaya
Hidup seakan tanpa siapa-siapa
Jiwa seakan hancur
Lebur tak bisa disentuh
Apalagi dibentuk
menjadi sesuatu
Mata makin sendu
Menanggung sendu melaju
Tak mau tahu
Kehilangan senyum di bibirku
Hancur luluh tak berdaya
Luluh lantak
Hancur
Terbakar di sana
Surabaya,
14 Agustus 2018
KISAH MALAM SURAMADU
Oleh Nurhalimah
Deburan ombak melaju
Menerjang, menghantam batu-batu
Bintang gemintang bertaburan
Sembari ejawantah senyuman
Perahu-perahu ditali
Takut hilang ditelan air
Lalu lalang kendaraan di atasnya
Sembari nikmati deburan ombak
sepanjang jalan
Di tepi berjejer kedai-kedai kopi
Berisi penikmat-penikmat setia
Menikmati kopi di pinggir pantai
Malam hari
Angin pantai menelisik
Menyeruak
Mendekap kulit-kulit telanjang
Tanpa busana
Lumajang,
15 Agustus 2018
SERAMNYA KEHIDUPAN
Oleh Nurhalimah
Suara jangkrik membahana
Pecahkan suasana
Malam semakin larut
Terkatup gelap kabut
Gelap menyelimuti
Ruang-ruang dalam bumi
Tak ada cahaya lampu mengisi
Kecuali lampu teplek menghiasi
Tangis bayi meraung-raung
Meminta asi ibunya
Popoknya basah
Minta segera diganti yang baru
Malam berselimut gelap
Sepi tiada lalu lalang kendaraan
Jauh dari peradaban
Lampu-lampu saja tak disediakan
Zaman kebodohan
Zaman dibodohkan
Tak ada sekolahan
Hanya bercocok tanam
Angin berhembus menelisik kulit
Menyusup, membaur
Tak mau ampun
Kulit hanya berpakai karung goni
Nasib-nasib
Anjing-anjing melolong
Pecahkan sepi
Gariskan seramnya kehidupan
Lumajang, 16 Agustus 2018-08-17
MASIH TERASA
Oleh Nurhalimah
Tinggal
goresannya
Masih
terasa
Dalam
tubuh beta
Meski
sudah lama
Pelupuk
mata membengkak
Tangis
mengisi ingatkan memori yang tersusun rapi
Tak mungkin
kembali
Sudah
terlampau pergi
Malu
kembali
Untuk
mengobati keretakan
Memperbaiki
puing-puing berantakan
Foto-foto
kenangan
Jadikan
saksi perjalanan
Pertama
berkenalan
Di pojok
kedai kopi idaman
Bibirmu
tersenyum
Mata
berbinar
Ejawantahkan
keajaiban
Sekali-kali
kucuri pandang
Degap-degup
tak karuan
Tapi
hanya ingatan
Yang
tak pernah terulang
Meski
sebentar
Lumajang, 17 Agustus 2018
0 Comments