Oleh Nurhalimah
Dahaga merenggut sebagian tubuh
Tenggorokan haus
Akan siraman air darimu
Teringat sudah lama kekeringan
Entah berapa lama
Haus menyelinap
Dehidrasi
Kurang akan air nikmatMu
Kemana lagi kuharus mencari
Setetes pun aku tak punya
Apalagi sumbernya
Kemana kuharus sembuhkan dahaga
Sedangkan diriku nista tak berdaya
Oh pemilik air keabadian
Bolehkah aku meminta
Sedikit saja
Setetes oleskan di tenggorokanku
Yang kini sedang kering kerontong
Kemana lagi kuharus mencari
Kalau tidak kepadaMu
Bukankah kau pemurah?
Pemilik segala dari segalanya
Surabaya, 7 Oktober 2018
SINGKAP TABIRMU
Oleh Nurhalimah
Wahai rasa yang tak bisa dilogika
Wahai gelagap kobaran api tak nyata
Mengapa kau hadir?
Di tengah-tengah hidup yang nista
Bukankah sudah kubilang
Berulang kali
Bahkan beratus kali
Kekuatanmu tak ada bandingannya daripadaNya
Kau hanyalah setitik debu
Bahkan lebih kecil
Bahkan tak pantas dianalogikan dengan debu
Yang mudah dihempaskan itu
Lalu apa yang kau rasakan
Tidakkah kau akan berubah pikiran
Padahal hidup sebentar
Kenapa harus kau khawatirkan?
Tidakkah kau tahu
Di balik semua tabirmu
Kau akan temukan apa yang tak kau tahu
Lalu apa yang kau tunggu?
Surabaya, 7 Oktober 2018
EJAWANTAHKAN PADAKU SAJA
Oleh Nurhalimah
Tak perlu sedu
Atau menangis dengan pilu
Sembari memilin syahdu
Lalu dijadikan buah rindu
Tak perlu sedikit gelagap
Tak seperti biasanya
Senyum, tertawa
Tak lagi tertata
Mengapa?
Adakah yang salah dengan dirimu
Ceritakanlah!!
Jika kau mau
Kutahu
Memang tak mudah
Tuk ejawantahkan rasa
Dalam bentuk kata-kata
Apalagiku padaku
Surabaya, 7 Oktober 2018
0 Comments