“Banyak hal tampak sederhana,
namun ternyata mengandung hikmah tak terduga”
Mungkin kita jarang sekali menyadari dan bahkan sekali-kali tidak pernah memikirkan hikmah dalam setiap kejadian yang terjadi pada kita. Padahal jika kita coba renungkan baik-baik ternyata dalam setiap kejadian mengandung pesan yang dapat kita petik di dalamnya.
Ya, barangkali kita keseringan mengeluh apabila dihadapkan dengan sesuatu yang tidak menguntungkan, menyengsarakan, atau menyedihkan untuk kita. Tak jarang pula kita melakukan sikap refleks meso apabila harapan yang kita susun hancur berantakan. Memang sih ini sikap manusiawi banget. Namun pernahkah kita memikirkan sedikit saja mengapa semua terjadi pada kita? Dan apa hikmah di balik semua yang terjadi.
Biasanya jika kita mendapati kesulitan, keburukan, atau katakanlah apes dengan spontannya kita akan mendengus marah dengan kejadian yang baru saja dialami dan terkadang kita-kita ini bersikap suudzan. Padahal jika ditilik dari kacamata psikologi, sikap suudzan ini sangat kurang baik diterapkan dalam kehidupan kita. Karena beberapa penelitian mengatakan bahwa orang-orang yang sakit itu kebanyakan karena kognitifnya yang bermasalah, khususnya karena sikap berpikir suudzan atau negatif thinking.
Jika kita mencoba memikirkan dan memahami setiap kejadian yang kita alami tentu kita juga dapat menghadirkan sikap syukur atas nikmat Allah. Semisal kita mendapati barang kita hilang, ya siapa sih yang tidak marah apabila barang yang kita cintai hilang, tentu sedih atau juga marah, bukan? Tapi dengan sikap bersedih dan marah, apakah dapat memperbaiki segalanya? Tentu tidak bukan? Lalu bukankah kita sudah seringkali mendengar bahwa segala yang ada di bumi ini adalah titipan-Nya kepada kita—sebagai khalifah di bumi ini. Jika barang yang kita miliki adalah titipan, maka sudah wajar jika suatu hari nanti barang kesukaan kita tidak di tangan lagi.
Nah, dengan memahami kehilangan barang di atas kita bisa mendapatkan hikmah di baliknya, bukan? Dan harapannya kita akan bertambah bersyukur karena yang hilang dan kembali bukan kita.
Sebenarnya masih banyak lagi guys, hal yang sederhana yang kadang diabaikan oleh kita. Semisal bersyukur karena kita masih bernafas, mungkin ini sederhana karena kegiatan bernafas ini sudah keseharian, tapi kalau kita pahami dan syukuri kepada Allah jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Coba bayangkan masih banyak orang yang sulit bernafas karena penyakit, sehingga memaksanya untuk bernafas melalui tabung oksigen, sedangkan kita masih diberikan kesempatan bernafas melalui hidung, bukan? Nah di sinilah pikiran kita tambah terbuka.
Contoh lainnya, semisal diawal kita berencana untuk menghadiri Surabaya Membara. Kita sudah melakukan rencana terkait mau naik apa? Bareng siapa? Dan semangat yang menggebu-gebu tentunya. Namun, ketika sampai hari H ternyata kita tak bisa hadir karena mendapatkan tugas dadakan dari organisasi. Mungkin kita akan grundel, tapi setelah pemberitaan mengabarkan bahwa di Surabaya Membara terjadi peristiwa kecelakaan kita malah jadi ingat dan bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk tidak menyaksikan kejadian mengerikan itu. Cukup pahami, sadari, bacalah, renungkan setiap kejadian dalam detik demi detiknya. Karena dengannya-lah bertambah syukur kita pada-Nya.
Tulisan kali ini memang tampak membahas sesuatu yang remeh temeh, tapi meski remeh sudahkah kita mencoba memahami segala hal yang terjadi? Atau jangan-jangan kita belum pernah merealisasikannya dalam kehidupan kita. Tapi saya berharap semoga pembaca dapat mendapatkan hikmah dari celoteh kali ini.
Cukup sampai di sini saja yak, celoteh saya. Tunggu saja tulisan-tulisan selanjutnya yang gak kalah brutalnya, ups!!!
0 Comments