Diskusi dengan Komunitas Pemuda Ranuyoso |
Ya, sepertinya sudah berulangkali dalam blog ini membahas tentang pemuda. Bahkan tak pernah bosan-bosannya untuk ku jadikan bahan tulisan. Entah
apa yang membuat tangan tergerak untuk menuliskannya. Sepertinya kau pasti bosan
dengan tulisan-tulisanku tentang pemuda. Bagiku itu boleh saja. Namun yang
terpenting bagiku, kau tak bersikap bosan untuk berkontribusi untuk bangsa.
Kukira banyak tulisan menyangkut tentang pemuda ditulis. Tentu yang
menulisnya bukan hanya aku, tapi banyak orang. Mulai dari esai, cerpen, opini,
dan berbagai pemberitaan lainnya. Melihat hal ini ku merasakan, sepertinya kajian
tentang pemuda tak akan ada habisnya untuk dijadikan bahan pembahasan dalam
setiap waktunya.
Kurasa bukan hanya dalam tulisan yang ramai diperbincangkan, bahkan
di atas podium juga sering diserukan. Kau tahu Bung Karno, bukan? Bukankah dia
juga keranjingan berpidato dengan memberikan motivasi tentang pemuda. “Berilah
aku sepuluh pemuda, niscaya aku goncangkan semeru dari akarnya”, mungkin
itu salah satunya. Kukira kau juga pernah tahu tentang kisah ashabul kahfi yang
ceritanya selalu didengung-dengungkan di atas podium oleh para Da’i.. Dan kukira
masih banyak lagi konteks pemuda yang terus menerus empuk dijadikan bahan
kajian.
Diskusi dengan Komunitas Pemuda Ranuyoso |
Tentu menjadikannya sebagai sasaran kajian konsisten, bukanlah
tanpa alasan yang jelas. Namun menjadikannya sebagai pembahasan salah satu
alasannya barangkali karena pemuda adalah komponen paling penting dalam tonggak
sejarah peradaban. Ya, mungkin sebagian orang akan berpandangan tak setuju
dengan pendapatku. Karena mungkin bagi yang tidak setuju, beranggapan masih
banyak komponen bangsa yang memainkan peranan penting selain dari pemuda. Aku
tak peduli itu, karena bagiku setiap orang punya pendapat mengenai hal ini.
Bagiku pemuda adalah manusia muda dengan pikiran cemerlangnya yang
masih membara. Biasanya mereka memiliki sikap idealis yang tinggi dalam
berbagai hal. Mungkin itu definisi singkat dariku. Barangkali memang mirip
dengan arti di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pemuda adalah orang yang
masih muda. Sedangkan WHO memaknai pemuda adalah orang yang berusia sekitar 10
sampai 24 tahun (young people), kemudian untuk usia 10-19 tahun
disebutnya sebagai remaja. Kedua pendapat ini cukup berbeda dengan UU Nomor 40
tahun 2009 menyebutkan yang dimaksud pemuda adalah warga negera Indonesia yang
memasuki masa pertumbuhan dan perkembangan dalam rentan usia 16 tahun hingga 30
tahun.
Ah, mungkin kita tak perlu membahas arti pemuda dalam berbagai
perspektif. Karena yang paling penting adalah pemuda sendiri memiliki peranan sangat
signifikan dalam berbagai hal. Kalau kau coba membaca atau mendengarkan kisah
perjuangan kemerdekaan bangsa. Maka kau akan menemukan pemuda-pemuda yang amat
getol berkontribusi nyata untuk Indonesia semacam Tjokroaminoto, Soekarno, Ahmad
Dahlan, dan masih banyak pemuda yang tak bisa kusebutkan satu persatu itu. Tentu
pula kau ingat dengan sumpah pemuda, bukan? Yang masih diingat dan diperingati
sebagai hari nasional.
Sepertinya kau perlu membaca sejarah mereka sebagai pemantik
semangatmu. Karena kau tahu sendiri, bukan? maju dan mundurnya sebuah bangsa
adalah tergantung pada pemudanya. Mungkin kalimat di baris kedua dalam paragraf
ini seringkali kau dengar di berbagai tempat. Mulai dari mimbar ke mimbar, ruang
kelas, ruang pertemuan, di jalanan, bahkan di berbagai media meracau kalimat
ini. Barangkali ini bukan hanya sebuah motivasi semata untuk memacu semangat
pemuda agar bangkit dari ketertiduran semata. Tapi kalimat itu, semacam kritik
untuk para pemuda---terkhusus mungkin diriku.
Sudah saatnya pemuda menatap
lingkungannya, merenungkannya, lalu berkiprah di dalamnya. Bangsa kita mulai
hari bertambah tua, dan bolak balik terombang ambing tak jelas kemana.
Sepertinya sudah saatnya pemuda sadar akan nasib bangsanya. Karena kau tahu
sendiri pemimpin hari ini akan pemuda gantikan kedudukannya di masa depan.
.
.
.
.
Barangkali
ini hanyalah celoteh bebasku yang masih tak jelas. Jika dari awal hingga akhir
kau temukan tulisan dan alur yang tak sesuai, maklumkanlah, karena ku mencoba
menulis untuk menjadi jelas. Untuk kamu yang merasa pemuda, mari kita
singsingkan lengan baju, mari keluar dari zona nyaman ini. Ok, sampai di sini
ya.
0 Comments