Sumber: Doc.duniahalimah |
Pada postingan kali ini, saya tidak akan
berteori atau membahas sesuatu yang lumayan berat. Namun di sini akan
menceritakan kejadian siang tadi yang membuat saya tergerak untuk
menuliskannya. Sebuah kejadian yang lumayan menampar, bagi seorang saya tengah berada
di tanah rantau. Sebuah postingan sebagai salah satu refleksi diri atas sebuah
kejadian.
Siang tadi sahabat saya menghubungi, dia
mengirim sebuah screenshoot gambar
profil facebook seseorang. Dia
bertanya, siapakah ini? Masih ingatkah dengan orang ini? Sontak saja saya
langsung membalasnya dengan jawaban “Enggak kenal.” “Itu kayak teman SD-mu,”
jelas sahabat saya. Akhirnya saya telusuri akunnya yang bernama “Cantika.” Dari
awal saya benar-benar tidak mengenali foto ini. Mungkin karena sudah
bertahun-tahun juga, pikir saya seketika itu. Terus saja saya telusuri, hingga
saya menemukan komentar seseorang menyebut nama orang di profil facebook itu.
Betapa terkejutnya saya, ternyata dia benar-benar adalah teman Sekolah Dasar
beberapa tahun silam.
Mendapati kejadian ini saya berpikir,
bahwa sejatinya perkembangan manusia semakin hari berbeda. Termasuk wajah,
terbukti teman Sekolah Dasar dulu kini berubah tampilannya. Jika dahulu
rambutnya ikal, kini lurus. Dahulu wajahnya kusam, tidak pandai berdandan, kini
malah sebaliknya. Ada yang sudah berkeluarga dan bekerja. Hal ini juga
mempengaruhi perkembangan wajah yang tidak lagi muda seperti dahulu lagi.
Apalagi di sisi lain tidak pernah bertemu dan berkomunikasi untuk sekian lama. Alhasil
tidak mengenali teman-teman adalah akibatnya.
Selain itu, saya juga merasa inilah
pentingnya mengapa perlu diadakan kegiatan reuni bersama teman-teman lama. Baik
teman saat di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
maupun teman kampus, dan seterusnya. Agar komunikasi antar sesama tetap
berlangsung. Saya mengakui, memang sudah sekian lama kami tidak melakukan
reuni, apalagi dengan teman-teman di saat duduk di bangku sekolah dasar.
Seingat saya, belum pernah mengadakan
reuni Sekolah Dasar. Konsekuensinya akhirnya adalah tidak mengenali teman
sendiri. Meski sekarang sudah canggih dengan warna warni teknologi, realitanya
juga belum diterapkan secara maksimal untuk mempererat tali persaudaraan antar
teman-teman dahulu. Mungkin satu dua orang teman bertemu dan itu pun perlu
memandangnya dengan lama, baru setelah itu mengenali wajahnya. Apalagi ada
beberapa teman yang sudah berkeluarga, fisiknya juga berubah, sedangkan saya
hingga detik ini masih sama saja.
Membicarakan tentang kejadian siang
tadi, benak saya jadi teringat dengan tindakan Mark Zuzkerberg.[1] Seorang
pembuat situs jejaring sosial Facebook. Di mana latar belakang membuat situs
itu karena rasa rindu pada teman-teman lamanya. Hingga akhirnya aplikasi yang
dibuatnya bukan hanya untuk dirinya saja, tapi semua orang di belahan dunia.
Ternyata di dunia ini bukan hanya Mark yang rindu dengan teman-temannya dulu,
tapi semua orang.
Beberapa hikmah yang saya dapatkan tadi
siang adalah, betapa pentingnya berkomunikasi kembali dengan teman-teman dahulu
untuk menjaga tali pertemanan agar tidak terputus. Selain itu agar kita dengan
mudah dapat mengenali wajah-wajah mereka. Di sisi lain, dengan berkomunikasi
dengan teman lama juga dapat menghidupkan relasi.
Beruntunglah kamu yang masih bisa
berkomunikasi dengan teman-temanmu. Teman-temanmu adalah bagian dari sebuah
perjalananmu. Oleh karena itu, sebaiknya jangan pernah melupakan teman-temanmu
itu.
[1] Mark Zuzkerberg adalah seorang
penemu aplikasi Facebook. Dia meluncurkan pertama kami situs Facebook melalui
kamar asramanya dan kini ciptaannya itu telah dikenali oleh seluruh manusia di
belahan dunia.
0 Comments