Umat
muslim di seluruh dunia pada bulan Ramadan melaksanakan puasa selama satu bulan
penuh. Pada waktu siang hari mereka berpuasa, menahan diri dari godaan nafsu
baik lahir maupun bati, dan berbuka di waktu malam hari. Puasa sendiri dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah meniadakan makan, minum, dan sebagainya
dengan sengaja. Selain itu puasa juga tergolonh sebagai salah satu rukun Islam, yakni
berupa ibadah menahan diri atau berpantang dari makan, minum, dan segala hal yang
membatalkannya. Waktunya di mulai dari terbit fajar, hingga terbenamnya matahari. Sedangkan
dalam Alqur’an dan hadis disebutkan, di antaranya surat Al-Baqarah ayat 183;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu Surga dan ditutuplah pintu-pintu Neraka serta setan-setan di belenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsispa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan dari kebaikan” (HR. Ahmad)
Dari ayat Alqur’an dan hadis di atas—sebenarnya masih banyak lagi
keterangan dan penjelasan mengenai bulan puasa—telah dijelaskan bahwa kita
sebagai umat muslim wajib berpuasa. Puasa sebagai bagian dari rukun Islam yang nomer empat, di mana setiap umat muslim yang
balig dan berakal hukum wajib melaksanakannya. Jika tidak melaksanakan maka hukumnya wajib
menggantinya.
Pada umumnya sebagian umat muslim melihat ibadah puasa hanya sekadar
kewajiban belaka. Sehingga kesannya
begitu berat dan menyiksa. Padahal sejatinya puasa sendiri memiliki dampak
positif bagi manusia. Salah satunya adalah puasa yang dijadikan sebagai terapi.
Puasa sebagai terapi sebenarnya sudah diterapkan oleh dunia kesehatan
sebagai media untuk menyembuhkan penyakit. Buku Nikmatnya Ibadah Tinjauan
Psikologis dan Medis Ibadah Sehari-hari menyebutkan, pada zaman Yunani dahulu
para dokternya menjadikan puasa sebagai salah satu jalan, ketika pasiennya tidak
bisa disembuhkan dengan obat maupun teknik penyembuhan lainnya. Selain itu di
Prancis pada tahun 1911 Dr. Helba juga menerapkan puasa kepada pasiennya untuk
beberapa hari. Hal ini serupa dengan Dr. Dartman pada tahun 1928 sempat menyebutkan isi
makalahnya pada saat simposium kedokteran internasional ke-8 di Amsterdam. Dia merekomendasikan
bahwa puasa dapat menyembuhkan penyakit berat, khususnya berkaitan dengan sistem
pencernaan manusia, tekanan darah tinggi, dan lain sebagainya.[1]
Di Indonesia sendiri seringkali kita temukan khususnya dalam dunia
kedokteran. Sebelum seseorang dilakukan operasi maka pasiennya dianjurkan berpuasa terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan, untuk mecegah aspirasi paru-paru yang berpotensi
dapat menghambat aliran udara dan menambah resiko serius pada pasien.[2]
Mendapati penjelasan-penjelasan ini tentu sejalan dengan sabda Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Thabrani, “Berpuasalah, niscaya kalian sehat.”
Betapa banyak hikmah yang bisa kita dapatkan di saat berpuasa di
bulan Ramadan. Ramadan sebagai bulan penuh berkah yang Allah berikan kepada
kita ternyata memiliki manfaat bagi diri sendiri. Bukan hanya sekadar memerangi
hawa nafsu, belajar menahan emosi, tapi juga dapat dijadikan terapi bagi fisik
kita.
[1] H. Ahmad Zacky, dkk. Nikmatnya Ibadah Tinjauan Psikologis dan
Medis Ibadah Sehari-hari, (Sidoarjo: Genta Gropu, 2018), 200-2001
[2] Rizal Fadli, Ini Aturan Puasa Sebelum Operasi yang Perlu
Diketahui, halodoc.com, 5-03-2020 (10.57)
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-3
2 Comments