Hari
ini, Kamis, 11 Juni 2020 selepas isyak saya mengikuti diskusi seputar Pekerjan
dan Cita-cita yang diselenggarakan oleh Majelis Hati dan Solusi. Kegiatan ini
diadakan melalui aplikasi jitsi meet, dimulai pada pukul 20.30 dan berakhir pada 21.30.
Anggota
yang berpartisipasi berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya
berasal dari Palembang. Mengikuti kegiatan seperti ini dinilai memiliki
keuntungan tersendiri. Apalagi di tengah merebaknya kasus covid-19 dengan
salah satu arahannya agar menerapkan physical
distancing atau kontak fisik. Alhasil menggunakan media sosial
sebaik-baiknya merupakan cara efektif untuk bertatap muka.
Salah
satu keuntungan menggunakan media sosial sebagai wadah diskusi adalah
jangkauannya bisa menyeluruh. Terbukti di dalam grup Majelis Hati dan Solusi
terdiri dari anggota yang bukan hanya berasal di jawa, tetapi juga ada dari
luar Jawa. Tentu kegiatan seperti ini jarang terjadi dihadiri oleh teman-teman
dari luar pulau jika diadakan secara offline.
Dengan
mengadakan kegiatan seperti itu juga memberi kesempatan bersilaturahmi dengan
saudara di luar daerah kita, disamping juga mendapatkan ilmu.
Ada
beberapa hal menarik yang sempat saya catat dalam diskusi malam ini;
Rida Orang Tua, dalam mewujudkan sebuah cita-cita kita harus
memperoleh rida keduanya. Karena sebuah hadis pernah menyebut, “Rida Allah
tergantung pada rida orang tua.” Selain itu ada salah satu pesan dari Ustad
Jakarianto, “Hendaknya ketika mendapatkan
rezeki pertama kali, segera berikan kepada orang tua.” Mengutip ucapan
Habib Umar ia pun menambahkan, “Barang
siapa yang mengurus perut orang tuanya, maka perutnya akan diurus oleh Allah.”
Teori Klakson adalah sebuah teori untuk menunjukkan apa yang kita
bisa. Kalimat ini juga dikutip oleh Ustad Jakarianto di kala memberikan feedback menyoal cita-cita. Sejatinya
kita perlu mewujudkan apa yang kita bisa sebagai salah satu jalan untuk menjadi
manusia bermanfaat. Semisal memiliki kemampuan dalam menulis, maka tekuni
bidang menulis; bisa mendesain maka tekunilah dunia desain. Mendapati ini cukup
relevan dengan teori logoterapi di mana salah satu cara untuk mendapatkan makna
hidup adalah dengan berkarya.
Kebiasaan Jadi Karakter, sejatinya dimulai dari pikiran (apa yang
dipikirkan), kemudian apa yang kerapkali diucapkan, dan terakhir tindakan.
Tindakan yang seringkali dilakukan maka menjadi sebuah kebiasaan dan jadilah
karakter. Salah satu penentu masa depan kata Ustad Jakarianto adalah poin-poin
di awal bagian ini, meski kadang ada seseorang di masa depannya tidak sesuai
dengan kebiasaan di waktu kecilnya. “Jangan
heran jika ada orang yang hafiz di kala besar, ternyata di masa kecilnya suka
dengan Alqur’an. Ada orang yang suka berbisnis, di masa depannya ia menjadi
pengusaha,”imbuhnya.
Mandiri, salah satu peserta diskusi pada malam hari ini dengan
rela memilih berhenti mengendari motornya hanya untuk mengikuti diskusi. Setelah ia
mendapatkan giliran berbicara, ternyata dia baru saja mengantarkan barang
pesanan. Dia bertutur bagaimana perjalanannya selama ini, mulai dari lulus dari
Sekolah Menengah Atas, hingga lulus strata 1 dan dilanjut strata 2. Dalam
menyelesaikan pendidikannya menggunakan hasil usahanya sendiri. Tentu ini sebuah
prestasi membanggakan, di mana banyak anak yang masih meminta kepada orang tua,
namun peserta ini tidak sama sekali.
Itulah
beberapa catatan yang bisa dijadikan pelajaran pada diri kita masing-masing.
Memang menjadi lebih baik itu tidak mudah, meraih cita-cita juga tidak mudah,
namun percayalah setelah susah pasti ada senang, setelah luka pasti ada
bahagia.
Butuh hunian murah klik gambar atau klik di sini |
0 Comments