Persoalan di sekitar sepertinya tidak pernah
selesai. Baik itu sebuah negara, organisasi, atau pun keluarga. Beberapa
persoalan itu ketika ditelisik lebih jauh ternyata penyebab utamanya karena
kurangnya bicara. Bicara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V versi digital
menyebut ada beberapa makna; akal budi, pikiran, cara perundingan, berperkara,
berurusan, pertimbangan pikiran, pendapat,, berkata, dan seterusnya.
Membicarakan bicara tentu setiap kita sudah sehari-hari menggunakannya, baik bicara pada anggota keluarga, teman, maupun lainnya. Ini adalah sebuah kodrat yang telah disematkan kepada kita. Bicara adalah komunikasi dengan manusia lainnya untuk tetap memberlangsungkan kehidupan ini.
Betapa pentingnya bicara dalam kehidupan manusia. Dengan berbicara seseorang dapat
memberikan penjelasan, pemahaman, maupun klarifikasi atas apa yang diinginkan—kita
maksud—kepada lawan bicara. Namun nyatanya masih banyak orang yang tidak
membicarakan--keinginan ataupun maksud--pada lawan bicaranya. Penyebabnya pun beragam; mulai dari
gengsi, gegabah, mudah emosi, maupun malas untuk mengklarifikasi. Alhasil
terjadilah kesalahpahaman, berujung berprasangka buruk, hingga bertingkah tidak
sewajarnya.
Fenomena di sekitar pun begitu, tidak jarang karena
kurangnya bicara membuat permusuhan hingga akhirnya memantik pertikaian. Baik
itu kelompok maupun individu. Sekelas negara pun juga serupa. Dengan beraneka
ragam perbedaan juga kerapkali terjadi kesalahpahaman. Karena berbeda tata cara
ibadah dan budaya saja, lantas saling
membenci. Hal serupa juga seringkali terjadi pada keluarga. Ibu yang menyimpan
dugaan-dugaan pada suaminya, suami yang curiga pada isterinya, maupun Kakak
cemburu dengan adiknya. Karena dugaan, cemburu, dan curiga tidak dibicarakan
akhirnya terjadilah percekcokan dalam rumah tangga. Bahkan ironisnya bisa
menyebabkan hilangnya anggota keluarga akibat ini.
Berbicara memang tidak mudah, apalagi diiringi mengutarakan
perasaan yang sebenarnya. Akan tetapi tahukah kamu manfaat bicara? Inilah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan saat
membicarakan apa yang diinginkan pada lawan bicara;
Tidak Terjadi Kesalahpahaman
Seperti tulisan di atas banyak terjadi
kesalahpahaman antar satu individu dengan lainnya. Dengan berbicara sejujurnya
tentang yang dirasakan pastinya orang lain memahami dan mengurangi terjadinya
kesalahpahaman. Bagaimana orang lain akan tahu tentang apa yang kita rasakan
atau kita inginkan jika kita saja tidak berani menyebut apa yang kita inginkan.
Tidak Mudah Curiga
Dengan berbicara membuat lawan bicara tidak mudah curiga. Bukankah seringkali terjadi dugaan-dugaan tanpa bukti akibat imajinasi terlalu tinggi dengan menafikan klarifikasi. Alhasil muncullah kecurigaan-kecurigaan yang dapat membuat setiap kita berbisik-bisik tentang orang lain.
Mulai sekarang dan seterusnya, bicarakan apa yang
kita inginkan kepada lawan bicara, Tentu dengan adab berbicara yang sopan. Ketika lawan bicaramu sedang keadaan marah, alangkah
lebih utama jika mengajaknya bicara saat emosinya reda.
0 Comments