Ilustrasi: (Foto:Internet) |
duniahalimah.com—Kali ini, saya ingin membahas soal kecewa. Salah satu penyakit yang
datang ke hati orang-orang. Hem, siapa nih yang sering kecewa?
Menurutmu kecewa itu wajar tidak? Saya pikir sangat wajar. Bahkan
hampir semua orang pernah merasakan ini. Hal itu terjadi saat kenyataan tidak
sesuai dengan harapan. Alhasil begitulah jadinya. Emosi meledak-ledak dan putus
asa biasanya terjadi di kala berada di posisi ini. Mungkin sebagian orang mampu
menanggulanginya, akan tetapi yang sukar pun juga banyak.
Persoalannya adalah dibagian menanggulanginya. Ada orang
melampiaskan rasa kecewanya dengan menangis, berteriak, marah sampai memukul
barang-barang di sekitarnya, bahkan paling mirisnya hingga berani mengakhiri
hidupnya. Tentu sangat berbahaya bukan?
Disamping itu akibat dari perasaan kecewa menyebabkan seseorang
bermusuhan dengan saudara, teman, maupun lainnya. Juga berimbas pada, putusnya
persaudaraan dan persahabatan. Saling menyalahkan pun menjadi tindakan asyik
ketika rasa itu hadir.
Kira-kira perasaan kecewa menganggu atau tidak? Jika kamu menganggapnya
mengganggu, saya rasa kita sepakat.
Ketika perasaan bernama kecewa ini hadir, dada biasanya nyeri dan meminta
marah-marah. Ya, meski saya tahu setiap orang punya ekspresi sendiri-sendiri
dalam menampilkannya. Akan tetapi, jelasnya kecewa hadir saat ekspektasi di
awal terlalu tinggi atau optimisnya berlebihan dan hasilnya tidak sesuai.
Meminjam istilah tawakkal, saat usaha tidak dibersamai dengan tawakal,
akibatnya muncul perasaan itu.
Jika kamu menganggap kecewa itu sakit, bagaimana cara kamu untuk
menanggulangi perasaan itu? Ok, setelah kamu membaca tuntas tulisan ini, silakan
komentar ya. Barangkali solusimu bisa saya coba.
Kalau saya menanggulangi perasaan kecewa dengan beragam macam hal.
Salah satunya menggunakan pendekatan ibadah dan pendekatan dunia. Seperti
dengan berwudu, salat, mengaji, dan zikir. Disamping itu juga bisa
ditanggulangi dengan husnudzan atau positif thinking, serta menggali
hikmahnya. Menggali hikmah dengan merenung atas apa yang terjadi, akhirnya kamu
akan manggut-manggut setelah menemukannya.
Pendekatan selanjutnya saya sebut dunia; seperti menangis sampai
air mata tak lagi mau menetes, keluar mencari angin, dan menyibukkan diri.
Baca Juga: Tips Mengalahkan Energi Negatif
Oh iya, tadi saya sempat menyebutkan akibat negatif dari kecewa.
Nah, asal kamu tahu, ternyata ada sisi positifnya. Tapi kamu harus ingat, ini
hanya orang-orang tertentu saja yang bisa. Antara lain; kamu akan seribu kali
lebih semangat dibandingkan sebelumnya, kamu akan semakin semangat untuk
membuktikkan jika sebenarnya kamu bisa, dan kamu semakin berhati-hati untuk
tidak mengulangi kesalahan yang sama kedua kalinya.
Kamu harus ingat-ingat ini!!
Kecewa itu wajar, asalkan jangan lama-lama. Karena ketika kamu
lama-lama bersama kecewa, dapat menyebabkan terserang putus asa, serta penyakit
lainnya. Nah, buat kamu yang kerapkali kecewa, segera temukan solusi mengobatinya.
Jika tidak mau, akan lebih baik mencegahnya; misal berhenti berharap pada
sesuatu yang tidak pasti.
0 Comments