duniahalimah.com—Selama pandemi Covid 19, beragam istilah baru
bermunculan, termasuk term New Normal. Adalah sebuah keadaan baru dan
masyarakatnya perlu menyesuaikan. Dilansir dari kompas.com secara resmi, WHO
yang memperkenalkan term ini untuk mengenali keadaan baru di situasi wabah
Covid 19. Term itu dikenal dengan berbagai perubahan; baik perilaku, berpikir,
dan berelasi. Sedangkan di Indonesia sendiri diviralkan pertama kalinya berdasarkan
surat menteri BUMN pada tanggal 15 Mei 2020.[1]
Bila disederhanakan, penggunaan istilah new normal ialah ikhtiar dalam mengurangi penularan dampak dari
Covid-19. Seperti pembatasan sosial, penerapan protokol kesehatan, dan
seterusnya. Disamping istilah new normal, kita juga menemukan istilah PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat). Selayaknya istilah new normal, penggunaan term PSBB dan PPKM
memiliki kesamaan tujuan yakni menekan angka penularan. Namun perbedaannya
hanya terletak pada peraturan di dalamnya.
Terlepas dari beranekaragamnya istilah yang digunakan selama
pandemi, masyarakat kita mengalami beragam tantangan. Misalnya, yang biasa
belajar di sekolah atau di kampus malah teralihkan ke gawai, biasanya
berkegiatan dan bekerja di luar rumah ikut teralihkan di rumah saja. Apalagi
bagi mereka yang terindikasi positif Covid-19, semakin tinggi tingkat
kegalaunnya. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan, masyarakat semakin resah,
gelisah, kekhawatiran yang tinggi, dan rentan depresi. Di mana
perasaan-perasaan itu berpotensi mengganggu mental dan imun manusia. Jika
mental dan imun sudah terganggu, virus dapat dengan mudah menyerang tubuh
manusia.
Berangkat dari persoalan inilah, langkah terbaik yakni menggunakan
waktu-waktu yang ada. Apa pun kondisi dan keadaannya, dapat diisi dengan
kegiatan yang positif. Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat membuat
kita mendapatkan mental yang sehat, antara lain;
Olahraga
Dengan
melakukan olahraga dipercaya dapat menjadikan tubuh tetap bugar dan mencegah
penyakit masuk ke dalam tubuh. Disamping itu juga tubuh yang kurang gerak dapat
menurunkan kekuatan imun. Ketika imun menurun, resiko terinfeksi virus lebih
besar. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia merekomendasikan agar melakukan
latihan fisik sekitar 150 hingga 300 menit (intensitas sedang). Hal ini bisa
dilakukan di rumah. Manfaat lain yang kita dapatkan, dapat menurunkan obesitas,
memperbaiki kualitas tidur, dan menurunkan stres. Olahrga di rumah, tidak harus
melakukan ritual formal, seperti senama, dan seterusnya. Namun kita bisa dengan
melakukan kegiatan seperti mengepel
rumah, serta pekerjaan rumah lainnya. Sederhananya, perbanyaklah bergerak meski
menjalani kegiatan di dalam rumah saja.
Konsumsi Makanan Sehat
Makanan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dalam tubuh, fungsinya
sangat penting. Apalagi saat ini banyak kita temukan jenis makanan yang kurang
baik untuk tubuh. Misalnya mengandung pewarna buatan, perisa buatan, dan zat
adiktif lainnya. Di mana berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Di masa pandemi
inilah sebaiknya makan-makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna. Seperti
sayuran dan buah yang mengandung nutrisi baik untuk sel tubuh manusia. Disamping
itu juga berpengaruh pada suasana hati. Begitupun dengan kacangan-kacangan juga
dapat meningkatkan suasana hati serta memperbaiki sel otak yang begitu penting
dalam kognitif.[2]
Kurangi Mengakses Media Sosial
Akibat pandemi, kebanyakan kegiatan diberlangsungkan melalui sarana
gawai dan leptop. Dengan begitu, kita akan sering mengakses media sosial. Di
sisi lain memang penting, tetapi di sisi yang lain terlalu banyak mengakses
kurang baik untuk kesehatan. Apalagi di masa pandemi banyak sekali
berita-berita yang dapat membuatmu terlalu khawatir akan pandemi. Selain itu,
mengakses gawai dan leptop berlebihan juga berpotensi merusak mata.
Efek lainnya dari mengakses
media sosial terlalu lama dapat membuat kita semakin negative thinking. Padahal
pikiran negatif dapat menggangu kesehatan mental; ketakutan, kekhawatiran,
tekanan batin, dan seterusnya. Dari sinilah, mari bijak menggunakan media
sosial. Pergunakan seperlunya dan jangan berlebihan.
Baca Juga: Tingkatkan Resilensi di Tengah Pandemi
Tidur Cukup
Kualitas tidur dan kesehatan mental memiliki ketersinambungan. Penelitian
terbaru yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran, ternyata tidur yang tidak
berkualitas dapat mempengaruhi suasana hati.[3]
Pada posisi inilah penting untuk mengatur waktu tidur dan pastikan tidak
mengakses gawai sebelum tidur.
Kerjakan Hobi
Selama berdiam diri di rumah, lakukan kegiatan-kegiatan yang kita
sukai. Dengan begitu tidak akan merasa jenuh lagi. Berbeda halnya dengan
bekerja ada tuntutan yang harus dipenuhi. Psikologi positif menyebut aktivitas
yang membawa kesenangan sangat bagus untuk rileksasi. Di masa pandemi kita bisa memasak makanan kesukaan,
menyirami tanaman, atau membuat konten video edukasi.
Ikut Webinar
Meski pandemi menyebabkan tidak ada gelaran kegiatan secara offline,
nyatanya bisa diinisiasi dengan mengatakan kegiatan secara online. Terbukti
banyak acara-acara webinar yang bisa kita akses dengan mudah. Cukup bermodalkan
internet, gawai, atau leptop sudah bisa belajar beragam hal. Mulai dari yang
gratis hingga berbayar. Daripada stres tidak ada kegiatan di rumah, sebaiknya
isi waktu dengan mengikuti webinar.
Tingkatkan Spiritual
Spiritual juga mampu meningkatkan kesehatan mental seseorang. Jika
kamu seorang muslim, rajin-rajinlah beribadah. Salat tepat waktu, berzikir,
membaca Alquran, bersedekah, serta mendoakan orang lain. Dengan spiritual, kita
akan merasa tenang dan rileks. Serta melatih rasa syukur, karena masih bisa
bernapas. Tentu posisi inilah sangat penting untuk beristirahat dari hiruk
pikuk keseharian.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan mental
kita. Ingat, kesehatan bukan hanya persoalan fisik saja, tapi juga mental. Sehat fisik
belum tentu sehat mental. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
[2] https://www.halodoc.com/artikel/9-cara-sederhana-menjaga-kesehatan-mental
[3] Raz Arissa Nabilah binti Razali, “Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kedokteran: Tinjauan Pustaka,” Jurnal Kedokteran Meditek, 62.
0 Comments