Ilustrasi: (foto:internet) |
duniahalimah.com--Hari itu, 5 Februari 2022 aku sangat bersyukurnya. Mulai dari pagi mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah terkirakan sebelumnya. Pagi-pagi sekali bangun dari tidur, lalu bersih-bersih klinik, dan menanak nasi. Setelah itu, sarapan dan berangkat mencetak surat pernyataan keaslian naskah jurnal.
Saat perjalanan menuju percetakan, aku bertemu dengan penjual bubur kacang ijo kesukaanku yang biasa kubeli di tahun 2020. Tanpa basa basi segera ku membelinya.
Selain itu, aku keluar klinik untuk memberikan sebagian nasi dan lauk untuk kucing. Sayangnya, tiada satu pun kucing yang kutemui. Alhasil kembalilah ke klinik.
Ketika sampai di depan gerbang, dari kejauhan terlihat seekor kucing, maka bergegaslah aku meletakkan barang bawaan. Kemudian menghampiri kucing itu dan mengeluarkan isi kotak yang kubawa.
Selepas itu, kukembali ke klinik dan menunggu klien datang. Kebetulan hari itu ada jadwal temu dengan klien. Siapa sangka, klien datang bersama teman sekelas saat S1 dulu. Selama proses terapi klien, aku di luar berbincang-bincang dengan temanku itu, soal You Tube. Dia mengaku channelnya termonetisasi. Berangkat dari ceritanya membuat adrenalin bekerja lebih cepat dan berkomitmen untuk lanjut mengelola dua channel (Dunia Halimah dan Insight with Lea).
Sebuah kejutan lain lagi, dosenku seorang psikolog memberikan hadiah yang tidak kuduga sebelumnya. Aku merasa sangat bersyukur, karena Allah telah memberikan jalan untukku.
Setelah selesai, mereka semua pulang dan tinggal aku menunggu Dek Badri (crew Gramatika Foundation) menjemput. Sesampai di klinik, teman kamar Dek Badri memberitahukan bahwa chagernya ketinggalan. Alhasil, kami berdua menuju ke kos dek Badri untuk mengambil charger. Sesudahnya kami melanjutkan perjalanan dan menunggu Dek Fitri dan Cak Alfa di depan kampus.
Cukup lama aku dan dek Badri menunggu, tiba-tiba sosok yang tidak asing bagiku sedang mengendarai motor dengan membawa putrinya. Tiba-tiba beliau berhenti dan memberikan beberapa tutur kata. Tutur yang paling berkesan bagiku;
"Saya senang jika tulisanmu ada di mana-mana. Lanjutkan passion-mu," tuturnya.
Selain itu, sebuah jawaban tidak terduga dari pembimbing tesis yang mengiyakan untuk lanjut Bab 2, meski belum sempro.
Aku dan tim Gramatika Foundation pergi ke Probolinggo dalam rangka berlibur dan mengisi kegiatan sebuah lembaga. Ya, ini perjalanan pertamaku dari Surabaya ke Probolinggo dengan menaiki motor.
Selama perjalanan ke Probolinggo, banyak tantangan yang dilewati. Seperti banjir di daerah Pasuruan dan macet. Meski begitu, ternyata ada kesan yang membuat diri berharga dan sangat sayang jika tidak diceritakan.
Sepanjang jalan, tidak henti-hentinya sharing. Hingga tanpa terasa sampai di tanah Probolinggo dan singgah di rumah Cak Alfa.
Perjalanan hari itu belum usai, karena kami melanjutkan ke Kraksaan untuk membeli tahu Tek. Rasanya cukup menggeliurkan lidah dan tidak lupa dibumbui dengan bayolan lucu crew Gramatika Foundation.
Inilah cerita perjalan hari pertama, tetapi membawa anugerah dan syukur atas nikmat yang telah diberika oleh Allah. Amin. []
0 Comments