duniahalimah.com--Pada tanggal 3 April 2022 umat Islam di
seluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa. Kata puasa sendiri berasal dari bahasa
Arab shama, yashumu, shauman, shiyaman yang berarti menahan atau imsak.
Dalam Alqur’an Allah berfirman dalam salah satu surah yakni Al-Baqarah 183;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.
Ayat ini berisi ajakan kepada setiap orang yang beriman untuk berpuasa. Profesor
Quraish Shihab (2006) dalam Tafsir Al-Misbah memahami puasa sebagai menahan
diri yang begitu dibutuhkan oleh semua orang. Baik orang kaya atau miskin, muda
atau tua, laki-laki atau wanita, sehat atau sakit, orang masa kini atau masa
lalu.
“Sebagaimana atas orang-orang sebelum
kamu,”artinya puasa tidak hanya untuk satu generasi, akan tetapi telah
dilakukan oleh umat terdahulu. Sedangkan, kewajiban berpuasa agar kamu
bertakwa, tujuannya agar terhindar dari segala dampak buruk baik di dunia dan
akhirat.
Selain surah Al-Baqarah di atas, masih banyak
lagi ayat Alqur’an yang membicarakan tentang kewajiban seorang muslim untuk
berpuasa.
Baca juga: Ramadan di Perantauan
Berbicara soal puasa tidak hanya membahas soal
kewajiban, akan tetapi memiliki relasi dengan tubuh manusia. Sebagaimana Profesor
Khairunnas Rajab (2019) dalam bukunya berjudul Psikoterapi Islam mengatakan
ada dua aspek dalam diri manusia yang berkorelasi dengan puasa yakni fisik dan
psikologi.
Dari segi fisik, seseorang yang berpuasa akan
menahan makan dan minum. Sedangkan aspek psikologinya, seseorang yang berpuasa
perlu menaati peraturan dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah. Seperti menghindari
berdusta, mengumpat, iri hati, hasad, marah, dan lainnya.
Tidak hanya itu, Profesor Rajab juga menyebut beberapa hikmah yang bisa didapat oleh umat muslim ketika melaksanakan ibadah puasa, antara lain;
Menguatkan Iman
Puasa menjadi jalan untuk meningkatkan keimanan seseorang, sehingga ia senantiasa merasa dikawal dan diawasi oleh Allah. Alhasil, keinginan untuk berbuat tercela dan maksiat bisa dihindarinya.
Meningkatkan Ketakwaan
Dengan puasa, seseorang yang bertakwa akan ditambah
ketakwaannya. Sebab, dia akan memelihara diri dari apa-apa yang dilarang oleh
Allah.
Kemudian, dia akan mengimplementasikan ketakwaannya melalui perilaku terpuji.
Pendidikan Hati
Dengan puasa, seorang muslim mendapatkan pendidikan hati
untuk senantiasa melatih kesabaran, ketekunan, dan menghindarkan diri dari
perbuatan dosa.
Dalam arti lainnya, puasa dijadikan sebagai media umat muslim untuk berlatih konsisten dalam mengendalikan dirinya sendiri, serta menjauhkan dari penyakit hati.
Mendatangkan Kebahagiaan
Puasa yang dikerjakan dengan keimanan dan ketakwaaan,
maka lahirlah kejujuran, keikhlasan, dan kesabaran.
Sehingga melahirkan kondisi psikis yang tenang, damai, dan bahagia. Tentu hal ini sangat baik dalam merawat kesehatan mental umat muslim.
Melatih Rasa Solidaritas
Puasa melatih seorang muslim merasakan kehidupan orang
fakir dan miskin yang kadangkala mengalami kesulitan untuk makan dan minum.
Sehingga dengan puasa menjadikannya makin meningkatkan rasa solidaritas dan tolong menolong kepada mereka yang kekurangan.
Baca Juga: Pentingnya Berbagi Ternyata Menarik Energi
Menjauhkan dari Kebiasaan Buruk
Puasa juga bisa dijadikan sebagai media menghilangkan kebiasaan buruk. Jika hari biasa masih sering berkata dusta, maka di dalam puasa dilatih kontinu untuk berkata jujur.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dengan berpuasa, kepercayaan diri dan rasa optimis
seorang muslim makin meningkat. Karena di dalam puasa diajarkan untuk melatih
diri menghadapi rintangan hidup.
Sehingga, membuat seseorang teruji dalam menghadapi cobaan.
Dari ketujuh hikmah di atas tentu memberikan insight bagi umat muslim untuk selalu konsisten menjalankan puasa selama sebulan penuh.
Sebab dengan puasa, seorang muslim akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa untuk kehidupan di dunia maupun akhiratnya.
Baca Juga: Ternyata Puasa Bisa Dijadikan Terapi
0 Comments