Apakah Mendaftar Duta Inisiatif Sekadar untuk Mendapat Penghargaan?

duniahalimah.com--Apakah menerima penghargaan adalah tujuanmu mendaftar Duta Inisiatif Indonesia? Seketika pertanyaan ini terbesit di kepala, seusai farewell party Duta Inisiatif Indonesia Batch 8. 

Pada pertemuan perdana Duta Inisiatif Indonesia, aku sering kali mengatakan, bahwa award bukanlah tujuannya. Award hanya bonus bagi mereka yang memiliki gerakan massif dibanding lainnya. 

Bukan tanpa alasan mengapa aku sering mengatakan begitu. Berangkat dari situasi-situasi sebelumnya, ada saja yang menjadikan award sebagai puncak tujuan menjadi Duta Inisiatif. 

Ketika dijadikan puncak tujuan, kemudian tidak tercapai, maka disitulah perasaan kecewa akan terjadi.

Apakah hanya itu saja tujuannya? 

Coba diingat kembali, apa jargon Duta Inisiatif Indonesia? Bergerak-Berdampak. Bila mendaftar Duta Inisiatif sekadar ingin mendapatkan pujian dan penghargaan, bukankah itu cita-cita yang sangat sempit? 

Bisa jadi Duta Inisiatif bukanlah ajang yang tepat untukmu, bila sekadar untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Duta Inisiatif jauh berbeda bila dibandingkan ajang lain yang berorientasi pada perlombaan. 

Duta Inisiatif Indonesia hadir untuk bergerak dan berdampak bersama. Sehingga menjadi penggerak perubahan di sektor lingkungan. Tidak lagi menganggap bahwa duta lainnya adalah saingan, tetapi kawan seperjuangan. 

Lalu mengapa ada award-award? Ya, tentu sebagai bentuk apresiasi. 

Apakah yang tidak mendapat award dikatakan tidak layak? Oh No!! Setiap dari duta adalah penerima award tertinggi. 

Mengapa? Karena puncak sesungguhnya adalah melawan diri kita sendiri. Ketika setiap Duta berhasil bertahan hingga akhir, itu artinya sudah menjadi award terbaik. 

Sejauh ini, aku mengamati, mereka yang menjadikan award sebagai ambisinya dan ternyata tidak lolos, malah menyakiti dirinya dan orang lain. Berkata kasar, menyalahkan diri sendiri dan orang lain. 

Apakah dengan menyalahkan diri sendiri dan orang lain itu membuatmu lebih baik? Apakah akan merubah keadaan? Atau malah memperkeruh keadaan? 

Ambisi untuk menjadi yang terbaik itu boleh. Namun, sangat perlu diimbangi dengan kepasrahan total kepada Sang Maha Segalanya. 

Terkadang kita ini bersikap layaknya (t)uhan, mengatur segalanya seakan dirinya adalah penentu. Ketika tidak berjalan sesuai dengan keinginan, malah kecewa berlipat ganda.

David R. Hawkin dalam teori kesadaran mengatakan ambisi atau keinginan yang kuat berada pada jajaran energi negatif atau force sejumlah 125. Bila dihubungkan dengan pembahasan di atas, sungguh sangat wajar bila ambisi berakhir dengan patah hati. 

Selanjutnya muncul sikap menyalahkan, yang juga energi negatif (30), merasa tidak berharga (20), menyesal (75), benci (150). Bahkan, bisa membuatnya merendahkan dan menyakiti orang lain (175). 

Baca Juga: Tips Mengalahkan Energi Negatif

Aku membahas persoalan ini tidak berangkat dari sesuatu yang tanpa dasar. Namun pernah mengalami sendiri, "Ambisius tingkat tinggi." Hingga akhirnya baru tersadar bahwa apa yang telah kulakukan adalah kesalahan. 

Keinginan untuk mencapai sesuatu itu bagus, tetapi tetap dibersamai dengan kepasrahan pada apapun yang terjadi. Mengapa ini penting? Supaya saat hasilnya tidak sesuai, hati tetap tenang dan bahagia.  

Ya, semoga tulisan singkat ini bisa menjadi cahaya bagi siapa pun yang tengah kecewa karena ambisi dan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Mulai hari ini dan seterusnya, mari belajar untuk membersamai setiap usaha (ikhtiar) dengan tawakal (memasrahkan semuanya kepada Sang Maha Rahman dan Rahim). 

Tulisan ini tidak ada niatan untuk menggurui, namun ingin berbagi pengalaman dalam menjalani hidup agar mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan sekedar bahagia yang temporal. 

Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Terima kasih sudah berproses dan bertumbuh sejauh ini. 

Terima kasih untuk Duta Inisiatif Indonesia Batch 8 yang sudah berprogres selama tiga bulan bersama kami. Meski telah dinyatakan selesai masa jabatannya, ingat perjalanan yang sesungguhnya belumlah usai. Selamat berlayar ke pulau berikutnya!! See you again!! 

Baca Juga: Apakah Harus Jadi Duta?



Post a Comment

0 Comments