The Future Fest Surabaya 2024: Bertemu, Tertawa, dan Kejutan Tak Terduga


duniahalimah.com--Ada banyak situasi yang tidak direncanakan, tetapi terjadi begitu saja. Seperti hari ini, 1 Oktober 2024. Berawal dari mendaftar secara spontan untuk kegiatan The Future Fest Surabaya pada 11 September 2024, dan hari ini aku benar-benar menghadiri acara itu. Bahkan, ada banyak kejutan di dalamnya.

Sehari sebelum acara The Future Festival di Surabaya, seorang kawan menghubungiku lewat WhatsApp. Dia melihat komentarku di Instagram penyelenggara dan bertanya apakah aku akan datang, karena dia juga berencana hadir. Kebetulan, bukunya ada padaku hampir setahun. Mumpung ada kesempatan, kami berniat bertemu.

Sayangnya, pagi tadi aku merasa sangat mengantuk, tubuhku kurang fit, dan kepala sedikit pusing. Rasanya sulit memaksakan diri untuk berangkat ke acara festival yang diselenggarakan Mata Garuda itu. Akhirnya, aku memilih tidur dan berencana berangkat setelah sholat Dzuhur.

Untungnya, setelah Dzuhur aku terbangun dan segera bersiap berangkat ke lokasi.


Mendapat Keajaiban Pertama

Keajaiban pertama yang kurasakan adalah bertemu dengan seorang bapak pengemudi Grab yang bercerita panjang lebar sepanjang perjalanan hingga kami tiba di depan lokasi. Pembahasannya beragam, tetapi intinya adalah tentang pendidikan.

“Sepertinya ini hikmahnya, mengapa saya berangkat siang,” celetukku. Beliau sangat mengapresiasi perempuan yang berani melanjutkan pendidikan.

Tanpa terasa, motor sudah sampai di depan Graha ITS. Aku mengucapkan salam dan tidak lupa mendoakan kelancaran serta kesuksesannya.

Setelah sampai, aku tidak langsung masuk meskipun sudah berada di jalur pendaftaran. Aku memilih menghubungi Aliv, kawan seperjuangan saat mengikuti kegiatan Massagi Danaya tahun lalu. Setelah itu, aku mendekati meja pendaftaran dan menyerahkan barcode.


Bertemu Kawan Lama

Foto bersama Aliv

Tiba-tiba, seorang gadis bermasker menghampiriku—dialah orang yang kucari. Aku segera mengembalikan bukunya, dan dia memberikan sebuah hadiah kepadaku. 😭 Aku tidak tahu apa isinya, namun aku sangat bersyukur mendapatkan oleh-oleh dari Australia.

Kami berbicara tentang banyak hal, mulai dari mengelilingi booth universitas dunia hingga akhirnya memilih duduk di depan panggung. Aliv bercerita tentang pengalamannya di Australia, belajar bahasa Inggris, dan hal-hal yang akhir-akhir ini dipikirkannya.

Mengenal Aliv adalah sebuah keberuntungan. Bagaimana tidak, dia adalah anak dari guruku, Prof. Masdar Hilmi. Meskipun selama ini aku belum pernah diajar langsung oleh beliau, tetapi Prof. Masdar pernah menjabat sebagai rektor dan direktur Pascasarjana.

Awalnya, aku tidak tahu kalau Aliv adalah anak dari Prof. Masdar, hingga seorang teman memberi tahu setelah melihat unggahanku bersama Aliv saat mentoring MSP Danaya. Setelah mencari tahu lebih lanjut, ternyata benar, dia adalah anak Prof. Masdar. 

Waktu terasa cepat berlalu, dan Aliv berpamitan pulang lebih dulu. Sebelum berpisah, kami mengabadikan momen bersama.

Setelah Aliv pulang, aku kembali ke dalam ruangan, mencoba melihat booth yang belum kulihat. Aku sampai di ruang workshop A, dan seorang panitia menawarkan untuk masuk. Meskipun sempat ragu, akhirnya aku memutuskan masuk. Di sana, ada seorang perempuan energik yang menjelaskan tentang jurusan desain serta mendemonstrasikan hasil karyanya.

Namun, aku merasa topik tersebut tidak sesuai dengan minatku, jadi aku keluar dan melanjutkan berkeliling. Hingga mata ini tertarik pada booth bertuliskan "Study in USA". Di sana, aku mengambil brosur 

Aku kembali ke depan panggung dan mulai mengobrol dengan seorang perempuan bermasker di sebelahku. Pembicaraan kami semakin seru hingga kami memutuskan untuk duduk bersama di depan panggung. Di sana, aku juga berkenalan dengan Karimah dan Adelia.


Bertemu Kawan Baru

Paling kiri tanpa masker (Karimah) dan sampingku (Adelia) 

Entah kenapa, pertemuan singkat ini membuat kami merasa sangat dekat. Kami bercanda, tertawa, dan menikmati momen bersama. Setelah cukup lama, aku pamit untuk melihat booth LPDP dan TOEFL yang siang tadi ramai pengunjung.

Saat penutupan acara hampir dimulai, pembawa acara mengajak peserta mengucapkan jargon bersama-sama. Spontan, aku bertanya, "Apakah ada gerakannya?" 

Tak disangka, pembawa acara melihatku dan semua mata tertuju padaku. Akhirnya, aku maju dan memberikan ide gerakan, “The Future Fest – I am part of the future.” Aku bahkan mendapat kesempatan memberikan ice breaking.

🤣 Sungguh, aku ingin menertawakan diri sendiri, tetapi aku suka momen spontan seperti ini. Rasanya membuatku lebih percaya diri, dan sebagai bonus, aku mendapatkan kaos.

Setelah acara selesai, musik mulai mengalun. Kami bertiga sepakat untuk berfoto sebelum pulang. Setelah mengambil beberapa gambar, seorang pria bernama Aril meminta tolong untuk difoto, dan kami pun mengiyakan. 

Dari perbincangannya, kami tahu bahwa dia berasal dari Malang, sama seperti Adel dan Karim. Sejak saat itu, kami berempat menuruni tangga Graha ITS, menunggu Grab sambil bercanda dan tertawa riang.



Inilah salah satu keuntungan mengikuti kegiatan seperti ini. Rezeki tidak selalu berupa uang, tetapi bertemu dengan teman baru yang sefrekuensi juga merupakan berkah.

Sampai jumpa di lain waktu. Terima kasih, The Future Fest. Sampai jumpa di agenda berikutnya!






Post a Comment

0 Comments